Agenda global eliminasi tuberkulosis (TBC) masih menghadapi jalan panjang. Badan kesehatan dunia WHO, melalui “End TB Strategy“, berupaya menurunkan insidensi dan angka kematian akibat penyakit ini hingga 95 persen pada 2035. Berbagai program telah dirumuskan di berbagai belahan dunia, agar eliminasi TBC masuk dalam catatan keberhasilan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG).
Indonesia sebagai salah satu negara dengan beban TBC tertinggi di dunia, dengan lebih 842.000 kasus pada akhir 2019, menegaskan komitmen untuk mengeliminasi epidemi ini dalam high level meeting on tuberculosis di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa beberapa waktu lalu. Indonesia menargetkan dapat menghilangkan tuberkulosis pada 2030 dan mencapai Indonesia bebas tuberkulosis pada 2050.
Langkah untuk mencapai tujuan ini terus digerakkan. Berbagai organisasi dan komunitas di tingkat nasional dan internasional menjalin kemitraan untuk memperkuat “kerja bersama” demi mengeliminasi tuberkulosis. Mulai dari kementerian, pemerintah daerah, lembaga donor, swasta, komunitas, hingga jejaring relawan, bersatu dalam “Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC 2030”.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, didampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Dewan Pembina Stop TB Partnership Indonesia Arifin Panigoro, dan pengurus Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) meresmikan pencanangan “Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC 2030” di Cimahi Techno Park, Cimahi, Jawa barat, Rabu (29/1).
Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo menegaskan upaya eliminasi tuberkulosis di Indonesia akan dilakukan secara masif dan konsisten, dengan menitikberatkan pada kegiatan pencegahan. Salah satu hal yang perlu digalakkan adalah infrastruktur yang mendukung, di antaranya pembangunan rumah-rumah sehat.
“Kuncinya memang tidak hanya urusan pengobatan. Tapi, infrastuktur yang mendukung ke arah masyarakat sehat itu penting. Urusan drainase yang bersih, urusan sampah di kampung yang harus bisa diselesaikan, sehingga kampung bersih. Kemudian, rumah-rumah yang memiliki pencahayaan, memiliki peputaraan udara yang baik itu juga penting dalam rangka menciptakan kesehatan maasyarakat,” ujar presiden.
Presiden pun menyampaikan apresiasinya atas kerja keras semua pihak, baik pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), yayasan, hingga kader-kader yang bergerak di lapangan, dalam mengeliminasi TBC yang ditargetkan akan bisa diberantas pada tahun 2030. [INS]