TIDAK ada yang berubah dari Hariyati. Semangatnya masih sama seperti kala ia masih kecil dulu. Sampai kini Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Kumbe ini masih berbinar-binar jika bicara pertanian. Ia guru panutan di Merauke, insinyur pertanian yang menginspirasi dan menjadi mentor petani-petani muda di ujung timur Indonesia.
Di kalangan para pendidik di Merauke, Hariyati dikenal sebagai seorang guru senior dan aktif di forum-forum pendidikan, misalnya di Musyawarah Kerja kepala Sekolah (MKKS). Ia juga dipercaya menjadi representasi bagi empat SMK dalam Program Praktek Kerja Industri (Prakerin) yang diselenggarakan Medco Group bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Melalui Prakerin inilah ia mengalihkan semua ilmu dan pengalamannya di bidang pertanian kepada siswa-siswi dari empat SMK yang dibinanya. Lulusan Fakultas Pertanian Universitas Cenderawasih ini sangat serius mendidik calon petani-petani muda.
“Saat ini SMK, khususnya bidang pertanian, sedang giat bekerja sama dengan industri dan dunia usaha untuk menyiapkan tenaga terampil di bidang pertanian,” ujar Hariyati.
Hariyati berhasrat memajukan pendidikan di daerahnya, meski harus berjuang keras untuk itu. Tantangannya berat. Masyarakat di daerahnya masih melihat pendidikan bukan hal penting. Banyak anak-anak ke sekolah tanpa tujuan yang jelas dan tidak paham manfaat dari sekolah.
Hasrat itu ditunjukkan Hariyati dengan bekerja lebih keras dari guru dan kepala sekolah yang lain. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di Kumbe, di dekat sekolah, dan hanya pulang ke kediamannya di Merauke pada akhir pekan.
“Saya hanya pulang ke Merauke setiap Sabtu, untuk kumpul dengan keluarga,” kata ibu lima anak yang diangkat menjadi pegawai negeri sejak 2005 ini. [INS]