Dinamika pertumbuhan penduduk menjadi salah satu tantangan yang harus dijawab generasi muda Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang dinamis memunculkan bonus demografi, urbanisasi, hingga problem persaingan dengan tenaga kerja asing. Berbagai problem tersebut mengharuskan generasi muda untuk terus meningkatkan kapasitas dan pengetahuannya. Adanya generasi muda dengan kapasitas serta pengetahuan yang memadai inilah yang kelak di masa depan bisa membantu Indonesia menjadi negara dengan tingkat produktifitas tinggi.
Demikian dikatakan mantan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Prof. Dr. Emil Salim, saat menjadi tamu dalam kegiatan Meet The Leader yang diselenggarakan Medco Foundation di Jakarta, 11 Maret 2016.
Emil mengatakan saat ini Indonesia sedang berada dalam fase lower middle income status menuju ke upper middle income status di tahun 2026. Diharapkan Indonesia sudah berada dalam fase high income status pada 2034 dengan pendapatan per kapita penduduk mencapai kisaran 11.800 dollar AS (asumsi pertumbuhan ekonomi 5%) hingga 18.600 dollar AS (asumsi pertumbuhan ekonomi 7%). “Pada tahun-tahun tersebut, generasi muda Indonesia yang saat ini usianya di bawah 40 tahun, akan menjadi pemimpin bangsa. Oleh karena itu generasi muda harus bersiap mengantisipasinya,” ujar Emil.
Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu juga menjelaskan bahwa di masa depan pembangunan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi pembangunan di masa depan adalah penggunaan advanced technology seperti nano technology dan artificial intelligence dan design thinking. Di masa mendatang pembangunan dipastikan juga akan dipengarungi adanya perubahan pelembagaan pekerja, organisasi pekerja, serta model hubungan kota dan rural area karena semakin besarnya jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan. “Dan yang penting juga pembangunan harus dijalankan dengan konsep pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan pertumbuhan bersama-sama dengan aspek sosial dan lingkungan,” jelas Emil.
Meski menghadapi berbagai tantangan, Emil mengungkapkan perlunya melihat potensi yang dimiliki Indonesia saati ini agar bisa menjalankan pembangunan berkelanjutan. Salah satu potensi yang dimiliki Indonesia, kata Emil, adalah sumber energi terbarukan. “Indonesia adalah salah satu negara yang dilewati garis khatulistiwa. Potensi solar energy besar dan seharusnya bisa dimanfaatkan. Riset-riset mengenai clean energy saat ini hanya dilakukan secara short time. Ini harus diubah agar ke depan agar clean energy bisa dimanfaatkan menggantikan energi yang merusak lingkungan,” ungkapnya.
Untuk bisa menjawab tantangan ke depan, Emil berpesan agar generasi muda terus belajar dan meningkatkan kapasitasnya. Hal ini karena kondisi dunia, misalnya teknologi informasi, beserta berbagai pengetahuan lain terus berkembang. “Apa yang dihadapi saat ini dan di masa mendatang berbeda dengan apa yang dihadapi generasi saya, oleh karena itu generasi muda sekarang harus terus belajar. Itu kuncinya,” demikian pesan Emil. ***
At one spot, my desperate don level said that whether I didnt nidus on a substantial vocation, Id end up support on cat nutrient write my essay in 6 hours you He opinion peradventure died, when his restraint of the attack alarum on the order of firemen that Montag. This is what we do, and we do it topper.