LINGKUNGAN kerja nyaman, interaksi sosial positif, dan gaya hidup sehat sangat berpengaruh bagi kesehatan jiwa seseorang. Faktor-faktor ini sering dilupakan oleh banyak orang. Di sekeliling kita, terutama di lingkungan kerja, banyak orang tidak menyadari atau bahkan menganggap sepele hal-hal kecil yang sebenarnya berdampak langsung pada kesehatan jiwa.
Berupaya menciptakan lingkungan kerja nyaman, ceria, dan terbuka, kini menjadi tugas besar banyak perusahaan. Kesehatan jiwa karyawan akan mendorong terciptanya perilaku positif, loyalitas, dan produktifitas.
“Gaya hidup sehat dan stress management yang baik akan sangat menentukan bagi kesehatan jiwa. Perusahaan perlu mendorong karyawan untuk lebih menyadari pentingya gaya hidup sehat dan cara mengelola stres yang tepat,” ujar dr. Kusman Suriakusumah, spesialis kedokteran jiwa, dalam Bincang Sehat “Healthy Workers, Healthy Workplace, Happy Life” di Medco Building Ampera, Jakarta Selatan, Jumat (8/2) pagi.
Menurut Kusman gaya hidup sehat dapat mendorong individu lebih aktif, lebih sehat secara fisik dan mental, meningkatkan kemampuan dalam mengelola waktu, mengurangi perilaku yang beresiko, produktifitas meningkat dalam bekerja, meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal dan semakin baik dalam pelibatan diri di kegiatan sosial.
Selain gaya hidup sehat, kemampuan dalam mengelola stres juga penting. Di lingkungan kerja, karyawan harus mengetahui bahwa stres itu tidak selamanya berakibat negatif bagi kesehatan mental. Tidak semua stres merugikan.
“Pertama, kita perlu mengetahui stres tidak selamanya berakibat buruk. Ada yang namanya eustress. Ini adalah kondisi stres yang justru membuat kita menjadi lebih terpacu dan bersemangat untuk mengerjakan sesuatu. Kalau begitu, apakah stres dibutuhkan? Tentu saja. Sama seperti rasa takut, stres diperlukan dalam kadar tertentu agar kita dapat terpacu untuk melakukan sesuatu yang positif,” ujar Kusman, dalam bincang sehat yang diselenggarakan Medco Foundation dan Multifabrindo Gemilang (Multifab).
Cara kedua untuk mengelola stres adalah mengenali faktor protektif dan faktor risiko dalam hidup kita yang terkait dengan stres. Faktor protektif adalah segala hal yang bisa membuat orang nyaman dan merasa berharga. Sementara faktor risiko adalah segala sesuatu yang bisa membuat kita terancam (secara fisik dan psikologis).
“Cara ketiga untuk mengelola stres adalah dengan memberikan penghargaan yang pantas bagi diri kita setelah mampu mengerjakan sesuatu. Penghargaan ini bisa berupa membeli makanan kesukaan, menonton film favorit, atau melakukan apa saja yang kita senangi. Intinya, hargai usaha yang telah kita lakukan,” kata Kusman lagi. [INS]