MEDCO Foundation, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) awal tahun ini mengambil langkah strategis guna mewujudkan “Jagung Konco”, program pemberdayaan ekonomi umat berbasis pertanian jagung. Program ini merupakan bagian dari rekomendasi Kongres Ekonomi Umat yang diselenggarakan April 2017 lalu.
Pilot project yang melibatkan pesantren dan petani ini telah berjalan di Bojonegoro dan Lamongan (Jawa Timur), Kuningan (Jawa Barat), serta Serang (Banten). Lahan seluas 130 hektare lebih dalam proyek percontohan di empat kabupaten ini telah ditanami jagung. Masyarakat tani serta pesantren akan mulai memanen jagung pada Maret mendatang, dan luas area tanam akan diperluas pada musim tanam berikutnya.
Di Bojonegoro, Jawa Timur, Medco Foundation bersama perusahaan mitra memberdayakan para petani di desa-desa dalam Kecamatan Sekar dan Dander. Sedikitnya 100 hektare lahan yang ditanami akan panen dalam rentang Februari-Maret 2018.
Sementara di Lamongan (Jawa Timur), Kuningan (Jawa Barat), dan Serang (Banten), Medco Foundation dan APJI mengembangkan pertanian jagung di lahan seluas 30 hektare dan memberdayakan santri-santri petani dari tiga pesantren. Sama seperti di Bojonegoro, panen di tiga kabupaten itu diperkirakan akan terjadi hingga Maret mendatang.
“Di percontohan ini kami melibatkan pesantren di Lamongan, Kuningan, dan Serang. Setelah panen nanti, kita akan evaluasi dan akan kita perluas ke daerah lain di luar Jawa dan melibatkan lebih banyak pesantren,” ujar Ketua APJI, Sholahuddin.
“Kita tidak hanya memberikan modal bertani kepada petani dan pesantren, tapi juga ilmu. Bersama Medco Foundation kami melatih para petani dan santri serta secara konsisten mendampingi mereka, mulai dari tahap sosialisasi hingga penanganan pascapanen,” katanya lagi.
Head of Program Medco Foundation Rendra Permana mengatakan Jagung Konco merupakan inisiatif bersama antara Medco Foundation dan MUI untuk mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat, khususnya pesantren dan petani.
“Kita berharap melalui program ini pesantren di Indonesia menjadi lebih berdaya dan menjadi episentrum kegiatan ekonomi berbasis umat,” kata Rendra. [INS]