Momentum 75 tahun Indonesia merdeka, juga hari jadi Medco ke-40, lekat dalam pidato Arifin Panigoro ketika ia, secara virtual, menyapa belasan ribu insan Medco di berbagai belahan dunia, 17 Agustus 2020, senin pagi. Pandemi Corona membuat pendiri Medco ini tidak bisa menemui langsung karyawannya dalam upacara pengibaran bendera seperti tahun-tahun sebelumnya. Ia menyampaikan pesan kemerdekaan lewat konferensi jarak jauh di ruang maya.
Ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-75, yang dirayakan tanpa riuh sorak dan gegap gempita seperti tahun-tahun sebelumnya, menjadi penanda 40 tahun Medco telah ada dan mewarnai perjalanan bangsa merdeka. Empatpuluh tahun yang singkat, tapi menorehkan sejarah panjang bagi kemandirian dan kedigdayaan energi Indonesia.
“Pada hari-hari ini, 17 Agustus ini, kita harus bersemangat untuk bisa menjalankan langkah perusahaan. Karena kita sebagai perusahaan nasional, kita punya kepentingan yang lebih besar. Bukan hanya untuk perusahaan, tapi untuk Indonesia.”
“75 tahun Republik Indonesia, 40 tahun Medco. Harapannya adalah peran kita akan mewarnai kemajuan bangsa yang kita cintai,” ujar Arifin Panigoro dalam pidatonya.
Ia menyelipkan optimisme dalam pidatonya. Bahwa generasi muda di Medco akan lebih siap dan tangguh dalam menyongsong kemajuan, termasuk transisi bisnis ke energi terbarukan sebagaimana tren yang tengah tumbuh.
Sebelumnya, ketika membuka peringatan kemerdekaan Indonesia, Presiden Direktur PT. Medco Energi Internasional, Hilmi Panigoro, mengajak segenap insan Medco menjadikan momen 17 Agustus 2020 yang dirayakan sederhana ini sebagai momen untuk bersyukur dan melihat kembali perjalanan dan sumbangsih perusahaan kepada bangsa dan negara.
“Medco sebagai sebuah perusahaan, hari ini harus sangat bersyukur. Kita memiliki kebebasan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Maka kita harus terus tumbuh, berkembang dan berkontribusi untuk negara, sehingga perekonomian negara ini terus tumbuh dan akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Hilmi.
Ia juga mengajak insan Medco harus siap, berani, dan lebih cerdas dalam menyongsong transisi energi dari minyak dan gas ke energi terbarukan, sebagaimana tren yang sedang berkembang di dunia saat ini. “Transisi energi ini tidak bisa dihindari. Raksasa migas dunia mulai transisi ke energi terbarukan. Medco mau ke mana? Mau ikut tren transisi ke energi terbarukan, atau tetap di fokus migas?”, kata Hilmi.
Hilmi mengatakan tantangan-tantangan yang ada, termasuk tren transisi energi, merupakan peluang yang harus digarap oleh Medco agar perusahaan ini terus tumbuh dan berdiri sebagai pilar penopang kemandirian energi Indonesia. [INS]