Memperingati satu dekade peristiwa tsunami dan gempa bumi di Aceh, penerbit Saritaksu meluncurkan buku berjudul “Aceh Revives: Celebrating 10 Year Recovery in Aceh”. Medco Foundation menjadi salah satu sponsor penerbitan buku ini.
“Aceh Revives” ditulis oleh warga Selandia Baru, Noel Trustum, seorang geomorphologist yang terus mengamati perkembangan Aceh semenjak peristiwa tsunami di akhir tahun 2004 hingga sekarang. “Aceh Revives”, yang diluncurkan secara resmi pada 8 Oktober 2014 lalu, merupakan buku esai foto, yang menampilkan foto-foto pemulihan Aceh selama 10 tahun terakhir.
Melalui buku ini Noel Trustum ingin memberi pesan kepada dunia, bahwa meski bencana yang melanda Aceh sangat dasyat, namun warga Aceh termasuk masyarakat yang gigih dan mempunyai resilience tinggi dalam menghadapi bencana itu. Mereka mempunyai tekad kuat untuk bangkit agar kondisi daerah tempat mereka tinggal bisa pulih kembali.
Pesan lain yang ingin disampaikan adalah agar kita selalu waspada. Sebagai negara yang terletak di kawasan rawan bencana, karena terletak di pertemuan lempeng benua dan deretan jalur vulkanik, Indonesia harus terus belajar menghadapi adanya bencana. Buku “Aceh Revives”, melalui cerita-cerita dalam bentuk foto, membantu bagaimana kita seharusnya bersiap menghadapi bencana, seperti bagaimana cara melakukan koordinasi bantuan dan apa yang harus dikerjakan dalam berbagai tahapan bencana.
Bagi Medco Foundation, penerbitan buku Aceh Revives mengingatkan kerja-kerja yang pernah dilakukan di Aceh paska peristiwa tsunami dan gempa bumi satu dekade lalu yang menelan korban sekitar 170 ribu warga Indonesia, khususnya masyarakat Aceh. Pada saat itu, begitu terjadi tsunami di Aceh, Medco Foundation bersama dengan beberapa unit bisnis lain dalam Medco Group langsung memutuskan terjun membantu rakyat Aceh. Bantuan evakuasi korban dan pertolongan pertama diberikan selama masa tanggap darurat.
Kegiatan assessment sebagai basis data untuk membuat program-program bantuan lanjutan setelah masa tanggap darurat usai juga dilakukan. Pendirian Posko Jenggala di daerah Lhok Nga merupakan bentuk aplikasi dari hasil assessment yang dilakukan. Posko Jenggala merupakan sebuah kompleks pengungsian dengan fasilitas lengkap mulai dari sarana kesehatan, listrik, air bersih, fasilitas MCK, penampungan pengungsi, tempat ibadah, dan dapur umum. Lembaga LSM dunia seperti Global Water dan lembaga pemerintah seperti BPPT bergabung dalam kegiatan posko tersebut.
Kegiatan lain yang dilakukan adalah pendirian rumah sakit lapangan; rumah tinggal untuk pengungsi; kegiatan trauma healing, dan kegiatan sosial lain seperti sunatan massal maupun lomba membaca Dalae Khairaat (membaca kitab bersama-sama dan berirama). Seluruh kegiatan dimaksudkan untuk membantu memulihkan kondisi sosial budaya dari masyarakat terdampak bencana. Sebagai upaya perbaikan lingkungan, kegiatan penghijauan dengan menanam ribuan pohon kelapa di sepanjang pantai Lhok Nga juga dilakukan. ***